Kalimat
efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan
gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Ciri-ciri
& contoh kalimat efektif
Untuk dapat
mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi syarat berikut, yaitu
adanya:
1) Kesepadanan
Yang dimaksud
dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat
dengan jelas.
Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan
pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai,
menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi
semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua
mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
* Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a.
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu
saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam
menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu
bagi saya kurang jelas.
* Kalimat penghubung intrakalimat tidak
dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga
kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda.
Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan
kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat
itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami
datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang
terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya
membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
* Predikat kalimat tidak didahului oleh
kata yang.
Contoh:
a. Bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah
kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut:
a. Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah
kami terletak di depan bioskop Gunting.
2) Keparalelan
Yang
dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan
secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu
adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a)
tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri
dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat
diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak
dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b)
tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat
itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
3) Ketegasan
Yang
dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
* Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di
depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Penekanannya
ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan
presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya
Harapan presiden.
Jadi,
penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
* Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan
seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
* Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka
kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
* Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan
Contoh:
Anak itu
tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
* Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan).
Contoh:
Saudaralah
yang bertanggung jawab.
4) Kehematan
Yang
dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak
berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan.
* Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan
contoh:
Karena ia
tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin
serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan
kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak
diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin
serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
* Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan
contoh:
a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit
itu?
Kata merah
sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit
sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu
dapat diubah menjadi
a. Ia
memakai baju merah.
b. Di mana
engkau menangkap pipit itu?
* Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan
kalimat-kalimat di bawah ini.
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik
bersinonim dengan ke atas.
Kata turun
bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini
dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
* Penghematan dapat dilakukan dengan cara
tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak
baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku
: para tamu, beberapa orang.
5) Kecermatan
Yang
dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda.
Dan tepat
dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal
itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima
ribuan.
Kalimat (a)
memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b)
memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan
kalimat berikut.
· Yang diceritakan menceritakan tentang
putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini
salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang
diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
6) Kepaduan
Yang
dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan
tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh
karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus
dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
adil dan beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola
aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu
saya sudah baca.
Saran yang
dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di
atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu
sudah saya baca.
b. Saran
yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu
menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan
kalimat ini :
a. Mereka
membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah
ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka
membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah
ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
referensi :
- http://kalimatefektif2013.blogspot.com/
Kalimat
Turunan
KALIMAT TURUNAN
Dalam kajian
bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam
morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang
demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar
merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari
kata dasar.
Begitu pula
dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas
kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat
turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan
tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan
kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau
lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.
Jenis
Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut
jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu
kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.
Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang
tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu
P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P
adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O,
Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam
kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu
dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Contoh :
Kami mahasiswa Indonesia.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat
tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan
Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.
Kalimat
Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal.
Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
Perhatikan
contoh diberikut ini.
v Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang
luas dan
S P1 O1
harus
menjunjung tinggi etika profesi .
P2 O2
v Anak-anak bermain layang-layang di halaman
kampusketika
S1 P1 O1 Ket
para dosen,
karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2 P2 O2
Contoh yang
pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang
setara/sejajar.Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara
antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat
karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.Penanda yang
memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat Majemuk
Setara
Kalimat
majemuk setara mempunyai ciri :
Dibentuk dari dua atau lebih kalimat
tunggal
Kedudukan tiap kalimat sederajat
Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis
Hubungan
Fungsi
Kata
Penghubung
Penjumlahan
menyatakan
penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta,
baik, maupun
Pertentangan
menyatakan
bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi,
sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan
pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan
kejadian yang berurutan
lalu,
kemudian
Contoh
kalimat majemuk setara :
Erni mengonsep surat itu dan Rini
mengetiknya.
Muridnya kaya, tetapi ia sendiri
miskin.
Engkau tinggal disini, atau ikut dengan
saya.
Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu
naik lift ke lantai 7.
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Konstruksi
kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya
terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua
merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk
bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.
Penghubung
Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
Kata
Penghubung
a. waktu
sejak,
sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil,
sebelum,
ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau),
seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, bilamana, manakala
c. tujuan
agar,
supaya, untuk, biar
d. konsesif
walau(pun),
meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
e.
pembandingan
seperti,
bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih,
f.
sebab/alas an
sebab,
karena
g.
akibat/hasil
sehingga,
sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan,
tanpa
i. kemiripan
seolah-olah,
seakan-akan
j. kenyataan
Padahal,
nyatanya
k.
penjelasan/ kelengkapan
Bahwa
Contoh
kalimat majemuk bertingkat:
Dia datang ketika kami sedang rapat.
Lalu lintas akan teratur andaikata
pemakai jalan berdisiplin tinggi.
Anda harus bekerja keras agar berhasil.
Semangat belajarnya tetap tinggi
walaupun usianya sudah lanjut.
Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
referensi : -
http://kalimatefektif2013.blogspot.com/
-http://verra-nurmala.blogspot.com/2011/12/kalimat-turunan.