Selasa, 20 Desember 2011

Betapa Berharganya Waktu Bersama Seorang AYAH !!!

Seoran gpria pulang dari bekerja lembur dengan keadaan lelah dan jengkel, lalu ia melihat putranya yang masih kecil sudah menunggunya di depan pintu

Anak: Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?

Ayah: Iya tentu nak, apa pertanyaanmu?

Anak: Berapa uang yang ayah hasilkan dalam 1 jam?

Ayah: itu bukan urusan kamu ! mengapa kamu bertanya seperti itu? (Ayah berkata sambil marah)

Anak: Aku hanya ingin tahu, tolong beri tahu aku ayah, berapa uang yang ayah hasilkan dalam 1jam?

Ayah: Hmm Ayah menghasilkan Rp.50.000 per jam

Anak: Oh (jawab si anak dengan kepala menunduk) Ayah bolehkah aku meminjam uang Rp.25.000 ?

Sang Ayah marah "Jika Alasan kamu bertanya seperti itu agar kamu dapat meminjam uang untuk membeli mainan konyol atau omong kosong lainnya, maka kamu harus mencari uang sendiri ! sekarang pergilah kamu kekamar lalu tidur !"

Anak kecil itu diam dan pergi kekamarnya sambil menutup pintu

Sang ayah masih duduk merenung memikirkan mengapa anaknya bertanya seperti itu. Setelah 1 jam sang ayah tenang dan mulai berfikir mungkin saja ada sesuatu yang benar benar diperlukan anaknya untuk dibeli dengan uang Rp.25.000 itu karena si anak jarang meminta uang, lalu si ayah pergi kekamar anaknya dan membuka pintu.


Ayah: Apakah kamu sudah tidur nak?

Anak: Belum Ayah, aku masih bangun

Ayah: Ayah minta maaf ya nak kalau tadi ayah terlalu keras dan kasar kepada kamu, ini Rp/25.000 yang kamu minta tadi

Anak kecil itu duduk dan tersenyum lalu berkata " Terima kasih Ayah !" kemudian dia mengeluarkan beberapa lembar uang kusut dari bawah bantalnya.

Sang Ayah yang melihat anaknya sudah memiliki uang ia mulai marah lagi.

Anak kecil itu perlahan menghitung uangnya dan menatap Ayahnya.

Ayah: Mengapa kau ingin punya uang lebih banyak jika kamu sudah memilikinya ? (Sambil menggerutu)

Anak: Ayah sekarang aku sudah memiliki uang Rp.50.000. Bisakah aku membeli 1 jam dari waktu Ayah? Ayah dapat datang besok setelah Ayah pulang kerja. Aku ingin makan malam bersama Ayah !

Sang Ayah sedih dan menangis lalu dia melingkarkan lengannya memeluk anaknya dan meminta maaf.


Cerita ini mengingatkan kita bahwa sesibuk sibuknya orang tua terhadap pekerjaannya harus bisa meluangkan sebagian waktunya demi seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya yaitu seorang anak, jangan sampai kita lupa dan larut dalam pekerjaan dan tidak pernah punya waktu untuk orang yang kita cintai :')

Kebaikan Kecil Yang Luar Biasa

Tono berjalan pulang dari sekolah suatu hari, ketika itu dia melihat satu pria di depannya tersandung dan menjatuhkan semua buku yang dibawanya, bersama dengan dua sweater, stik baseball, sarung tangan dan sebuah tape recorder kecil. Tono berlutut dan membantu si pria mengambil buku yang tersebar.

Karena mereka akan melalui jalan yang sama, si Tono membantu membawa sebagian beban dari si pria. Saat mereka berjalan, Tono mengetahui nama pria itu Budi, ia suka video game, baseball dan sejarah, dan ia memiliki banyak masalah dengan mata pelajaran lain dan dia baru saja putus dengan pacarnya.

Mereka tiba di rumah Budi, dan Tono diundang ke dalam rumah untuk berkunjung dan menonton televisi. Sore itu berlalu dengan canda tawa dan beberapa obrolan ringan, kemudian Tono pulang. Mereka terus bertemu di sekitar sekolah, makan siang bersama sekali atau dua kali, dan kedua lulus dari sekolah SMP. Mereka kemudian lulus dari SMA yang sama di mana mereka terus kontak selama bertahun-tahun. Akhirnya suatu hari Budi tanya Tono jika Tono punya waktu untuk berbincang-bincang.


Budi mengingatkan Tono, ketika mereka pertama kali bertemu. "Apakah kamu pernah bertanya-tanya mengapa aku membawa begitu banyak barang ke rumah hari itu?" Tanya Budi. "Kamu tahu, aku membawa semua barang dari loker sekolah karena aku tidak ingin meninggalkan kekacauan untuk orang lain. Aku telah mempersiapkan beberapa pil tidur ibuku dan aku akan pulang untuk melakukan bunuh diri. Tapi setelah kita menghabiskan waktu bersama-sama berbicara dan tertawa, aku menyadari bahwa jika aku telah membunuh diriku sendiri, aku akan kehilangan waktu dan banyak orang lain yang mungkin menjadi sahabatku. Jadi Ton, ketika kamu mengambil buku-buku hari itu, kamu sebenarnya melakukan lebih dari hanya sekedar membantu membawakan bukuku tapi kamu menyelamatkan hidup aku.

Walaupun kita melakukan kebaikan yang mungkin dipandang kecil, kita tidak pernah tahu sebesar apa dampak yang dapat dihasilkan dari kebaikan kita itu. Jadi jangan pandang rendah kebaikan kecil yang bisa Anda lakukan, selagi bisa lakukan kebaikan, lakukanlah sahabat.

Telur, Wortel Dan Kopi

Seorang wanita muda datang ke ibunya dan menceritakan tentang hidupnya dan bagaimana hal-hal begitu sulit baginya. Dia tidak tahu bagaimana dia dapat menjalani hidup ini dan ingin menyerah. Dia sudah bosan berperang dan berjuang, tampaknya, setiap satu masalah telah dipecahkan, yang baru muncul. 

Ibunya membawanya ke dapur, dan kemudian mengisi tiga panci dengan air dan menaruhnya di atas kompor dengan api yang besar. Segera panci-panci tersebut mendidih. Pada panci yang pertama, ia masukkan wortel, di kedua ia masukkan telur, dan yang terakhir dia masukkan biji kopi.

Dia membiarkan semuanya mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata. Sekitar dua puluh menit, ia mematikan api. Dia mengangkat keluar wortel, telur dan menyedok kopi dan menaruhnya di mangkuk-mangkuk yg berbeda. Beralih ke putrinya, ia bertanya .. " Katakan padaku, apa yang kau lihat ..?"

"Wortel, telur, dan kopi." Wanita itu menjawab. 
Sang ibu mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia merasakan bahwa wortel itu lembut. Kemudian dia memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengambil telur rebus itu keluar dari cangkangnya kemudian ia mengamatinya. Akhirnya, ia memintanya untuk menyeruput kopi. Putrinya tersenyum saat mencicipi aroma yang kaya. Sang putri kemudian bertanya. "Apa artinya, ibu?"

Ibunya menjelaskan bahwa masing-masing telah menghadapi kesulitan yang sama, "Air yang direbus". Tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel pada saat masuk itu kuat, dan keras. Namun, setelah menjadi sasaran air mendidih, ia melunak dan menjadi lemah.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tapi, setelah dimasukkan di air mendidih, isinya menjadi keras.

Biji kopi bubuk itu unik, namun. setelah mereka berada di air mendidih, mereka telah merubah air tersebut.

"Yang manakah kamu nak?" Sang ibu bertanya putrinya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kamu menanggapi? Apakah kamu wortel, telur, atau kopi?"

Pikirkan ini:

Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya kuat tetapi, dengan rasa sakit dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatan?

Apakah kamu adalah telur, yang dimulai dengan hati lembut, tapi berubah karena "panas"? Apakah kamu memiliki "cairan" semangat tetapi setelah kematian, perpisahan, atau kesulitan keuangan, apakah "kulit" kamu terlihat sama, namun di dalam kamu pahit dan keras dengan semangat kaku dan hati yang mengeras?

Atau ...

Apakah kamu seperti biji kopi? Biji tersebut benar-benar mengubah air panas. Keadaan yang sangat  membawa rasa sakit. Ketika air menjadi panas, ia melepaskan aroma dan rasa.

Jika kamu seperti biji kopi, ketika hal-hal yang paling buruk dihadapi, kamu akan menjadi lebih baik dan mengubah situasi di sekitarmu.

Apakah Anda wortel, telur, atau kopi ..?

"Apapun pilihan Anda ... keputusan Andalah yang penting ..."


http://kutipananda.blogspot.com/2011/11/telur-wortel-biji-kopi-yang-manakah.html