Seoran gpria pulang dari bekerja lembur dengan keadaan lelah dan jengkel, lalu ia melihat putranya yang masih kecil sudah menunggunya di depan pintu
Anak: Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?
Ayah: Iya tentu nak, apa pertanyaanmu?
Anak: Berapa uang yang ayah hasilkan dalam 1 jam?
Ayah: itu bukan urusan kamu ! mengapa kamu bertanya seperti itu? (Ayah berkata sambil marah)
Anak: Aku hanya ingin tahu, tolong beri tahu aku ayah, berapa uang yang ayah hasilkan dalam 1jam?
Ayah: Hmm Ayah menghasilkan Rp.50.000 per jam
Anak: Oh (jawab si anak dengan kepala menunduk) Ayah bolehkah aku meminjam uang Rp.25.000 ?
Sang Ayah marah "Jika Alasan kamu bertanya seperti itu agar kamu dapat meminjam uang untuk membeli mainan konyol atau omong kosong lainnya, maka kamu harus mencari uang sendiri ! sekarang pergilah kamu kekamar lalu tidur !"
Anak kecil itu diam dan pergi kekamarnya sambil menutup pintu
Sang ayah masih duduk merenung memikirkan mengapa anaknya bertanya seperti itu. Setelah 1 jam sang ayah tenang dan mulai berfikir mungkin saja ada sesuatu yang benar benar diperlukan anaknya untuk dibeli dengan uang Rp.25.000 itu karena si anak jarang meminta uang, lalu si ayah pergi kekamar anaknya dan membuka pintu.
Ayah: Apakah kamu sudah tidur nak?
Anak: Belum Ayah, aku masih bangun
Ayah: Ayah minta maaf ya nak kalau tadi ayah terlalu keras dan kasar kepada kamu, ini Rp/25.000 yang kamu minta tadi
Anak kecil itu duduk dan tersenyum lalu berkata " Terima kasih Ayah !" kemudian dia mengeluarkan beberapa lembar uang kusut dari bawah bantalnya.
Sang Ayah yang melihat anaknya sudah memiliki uang ia mulai marah lagi.
Anak kecil itu perlahan menghitung uangnya dan menatap Ayahnya.
Ayah: Mengapa kau ingin punya uang lebih banyak jika kamu sudah memilikinya ? (Sambil menggerutu)
Anak: Ayah sekarang aku sudah memiliki uang Rp.50.000. Bisakah aku membeli 1 jam dari waktu Ayah? Ayah dapat datang besok setelah Ayah pulang kerja. Aku ingin makan malam bersama Ayah !
Sang Ayah sedih dan menangis lalu dia melingkarkan lengannya memeluk anaknya dan meminta maaf.
Cerita ini mengingatkan kita bahwa sesibuk sibuknya orang tua terhadap pekerjaannya harus bisa meluangkan sebagian waktunya demi seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya yaitu seorang anak, jangan sampai kita lupa dan larut dalam pekerjaan dan tidak pernah punya waktu untuk orang yang kita cintai :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar