Senin, 09 Januari 2012

Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara Memperkokoh Ketahanan Nasional dalam Pembangunan Menghadapi Era Globalisasi

BAB I.  PENDAHULUAN 

  1. I.           Latar Belakang
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadapt rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jadi diri bangsa. Dalam melakukan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung selalu akan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, untuk itu suatu bangsa perlu memiliki ketahanan, daya tahan, keuletan, dan ketangguhan guna menghadapi tantangan di era globalisasi seperti saat ini sehingga program pembangunan nasional dapat dilaksanakan dalam mencapai tujuan nasional. 

  1. II.         Maksut dan Tujuan            
Masksut dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah karena semakin maraknya era Globalisasi masuk kedalam Negara kita ini oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk menyadarkan masyarakat bahwa kita juga harus menjaga dan melestarikan budaya kita agar tidak hilang dimakan oleh era Globalisasi ini. Selain itu kita juga dapat memahami pengertian ideology serta memahami bentuk realisasi dari wawasan Nusantara, juga sebagai acuan merkuat lagi pertahan dan keamanan bangsa kita yang sudah rapuh dimakan oleh zaman.

  1. III.      Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah seluruh aspek yang bersangkutan terhadap pertahanan dan keamanan serta kebudayaan bangsa kita yang sudah mulai hilang di telan era globalisasi itu sendiri. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas adalah : Aspek Ideologi, Aspek Politik, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial Budaya, Aspek Pertahanan dan Keamanan.

BAB II.  Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara

PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
       Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
          Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
          Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
          Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.      
HAKEKAT KETAHANAN NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
  1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia = Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan negara.
  2. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia = Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
  1. Kesejahteraan dan keamanan
  2. Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu)
  3. Mawas kedalam dan keluar
  4. Kekeluargaan
SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
  1. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
  2. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategis.
  3. Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
  4. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN BERNEGARA
          Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek. Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:
  1. Aspek alamiah (Statis)
            a. Geografi         b. Kependudukan         c. Sumber kekayaan alam
  1. Aspek sosial (Dinamis)
  1. Ideologi
  2. Politik
  3. Ekonomi
  4. Sosial budaya
e.  Ketahanan keamanan 

  1. 1.    Aspek  Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkanWeltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit

Untuk ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut :
1)      Pengalaman sebagai ideologi secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta ditingkatkan.
2)      Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan nilai instrumentalnya.
3)      Sensanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep wawasan nusantara yang bersumber dari pancasila harus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat.
4)       Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan.
5)      Pembangunan sebagai pengalaman pancasila,harus menunjukan keseimbangan fisik material dan mental spritual untuk menghindari materialisme dan sekularisme.
6)      Pendidikan moral pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara mengintergrasikannya ke dalam pelajaran seperti; Pendidikan budi pekerti, bahasa indonesia dan kepramukaan

A.     Ideologi Pancasila 

Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama.
Pancasila dijadikan ideologi dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.
Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI). Pancasila yang merupakan "way of life" bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan bicara tentang Pancasila, tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya nyaris tidak lagi dihayati dan diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan sikap traumatis dari pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang telah menganggap bahwa Pancasila sudah tidak bermakna lagi.
B. Ideologi Dunia

1.         Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.           
2.         Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme.



3.         Faham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.

  1. 2.    Aspek Politik
Politik berasal dari kata Politics dan atau Policy artinya berbicara politik akan mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) atau juga kebijaksanaan. Pemahaman ini berlaku di indonesia dengan tidak memisahkan antara  Politics dan Policy, sehingga kita menganut satu saham yaitu Politik.
Politik di Indonesia  harus dapat dilihat dalam konteks ketahanan nasional ini, yang meliputi dua bagian utama yaitu politik dalam negeri dan politik luar negeri.

System pemerintahan berdasarkan hokum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolute, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat. Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Namun perbedaan pendapat tersebut tidak menyangkut nilai darar sehingga tidak bersebrangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik. Kepemicuan nasional mampu mengakomodasi aspirasi hidup dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara. Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintahan dengan masyarakat dan antar kelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional.


1.       Politik Dalam Negeri
Politik dalam negeri ialah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam suatu sistem, yang unsur-unsur nya terdiri dari struktur politik, proses politik, budaya politik, komuniksai politik dan partisipasi politik.
  1. Struktur Politik merupakan wadah penyaluran pengambilan berupa kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring pemimpin nasional.
  2. Proses Politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai macam politik.
  3. Budaya Politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam bermasyarakat.
  4. Komunikasi Politik Merupakan suatu hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.       Politik Luar Negeri
Politik luar negeri ialah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa.
  1. Sebagai Bagian Integral Dari Strategi Nasional
       Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional kedalam kehidupan antar bangsa.
  1. Garis Politik Luar Negeri
       Politik luar negeri indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian bahwa indonesia tidak memihak pada  kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam arti tidak pasif.

3.       Ketahanan Pada Aspek Politik
    ketahanan pada aspek politik di artikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan.

a.  Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
         1)   Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan.
        2)    Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat.
        3)    Kepemimpinan nsional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
        4)    Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan antar kelompok.

b.  Ketahanan pada aspek Politik Luar Negeri
1)      Hubungan luar negeri ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra positif indonesia di luar negeri.
2)      Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerja sama antar negara berkembang sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional.
3)      Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan di perluas antara lain melalui promosi, peningkatan diplomasi dan lobi internasional.
4)      Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus ditingkatkan diikuti dan di kaji dengan seksamaagar secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negatif.
5)      Langkah bersama negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidak adilan dengan negara industri maju perlu ditingkatkan.
  1. 3.    Aspek ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang dating dari luar maupun dari dalam negri secara langsung maupun tidak langsung, untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan Negara berlandaskan Pancasila UUD  1945.
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang jasa
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
Perekonomian Indonesia menurut Pasal 33 UUD ’45 adalah:
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai hal yang menunjang, antara lain:
1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata.
2. Ekonomi Kerakyatan Menghindari:
a. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
b. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
c. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa.
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
5. Pemerataan pembangunan.
6. Kemampuan bersaing.




  1. 4.    Aspek Sosial Budaya

Sosial = Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu
Budaya = Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.

          Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
          Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
          Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya. 
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

  1. 5.    Aspek Pertahanan Keamanan

Pertahanan Keamanan Indonesia=> Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
          Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
          Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
     Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman
Wawasan Nasional Bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara dan ketahanan nasional merupakan duan konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketahanan pertahanan dan keamanan juga diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan kemanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang dating dari luar maupun dari dalam negri baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan identitas, intregritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan NKRI.
untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):
  1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.
  2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS
Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang
Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

1.   Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara
2.   Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan
3.   Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin pertahanan dan stabilitas keamanan
4.   Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan
5.   Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh industri dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana indutri dalam negeri masih terbatas kemampuannya.

Dengan demikian, Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh kesadaran bela Negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas Pertahanan dan Keamanan.







BAB III .  Penutup

KESIMPULAN & SARAN

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Dalam aspek budaya kehidupan bermasyarakat terdiri atas sejumlah besar “lingkar masyarakat” yang berada di seluruh pelosok Tanah Air. Kesadaran itu berlandaskan kehidupan warga yang melekat pada lingkungan terdekat: suku, agama, adat, daerah. Kesadaran ‘berwarga masyarakat’ mencakup kehidupan bersuku, beragama, berbahasa, berdaerah dan beradat yang berbeda-beda.
Pegangan hidup warga-masyarakat diwariskan oleh lingkungan sekelilingnya yang paling akrab: keluarga, puak, adat, bahasa ibu, agama. Ketaatan pada kehidupan berwarga masyarakat umumnya terbentuk atas dasar keterikatan batin yang diciptakan oleh lingkungan budaya yang terdekat. Sedangkan kesadaran bermasyarakat Indonesia mencakup pandangan hidup yang lebih luas daripada sekedar kesadaran berwarga lingkarannya yang terdekat, sekalipun setiap orang menilai penting lingkungan suku, adat, bahasa, ras dan agama darimana ia berasal. Kehidupan bermasyarakat adalah lingkar pertama dari perluasan jatidiri orang seorang dalam menuju kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi, marilah kita sadarkan diri kita masing – masing untuk membangun Indonesia yang kita cintai menjadi negara yang bermartabat dan memiliki moral yang baik di hadapan negara lain. Serta sudah saatnya kita sebagai rakyat Indonesia sadar untuk mematuhi semua peraturan – peraturan yang diberlakukan di mana saja. Karena majunya sebuah bangsa dan negara tergantung oleh rakyatnya masing – masing.

SARAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Dalam aspek budaya kehidupan bermasyarakat terdiri atas sejumlah besar “lingkar masyarakat” yang berada di seluruh pelosok Tanah Air. Kesadaran itu berlandaskan kehidupan warga yang melekat pada lingkungan terdekat: suku, agama, adat, daerah. Kesadaran ‘berwarga masyarakat’ mencakup kehidupan bersuku, beragama, berbahasa, berdaerah dan beradat yang berbeda-beda.
Pegangan hidup warga-masyarakat diwariskan oleh lingkungan sekelilingnya yang paling akrab: keluarga, puak, adat, bahasa ibu, agama. Ketaatan pada kehidupan berwarga masyarakat umumnya terbentuk atas dasar keterikatan batin yang diciptakan oleh lingkungan budaya yang terdekat. Sedangkan kesadaran bermasyarakat Indonesia mencakup pandangan hidup yang lebih luas daripada sekedar kesadaran berwarga lingkarannya yang terdekat, sekalipun setiap orang menilai penting lingkungan suku, adat, bahasa, ras dan agama darimana ia berasal. Kehidupan bermasyarakat adalah lingkar pertama dari perluasan jatidiri orang seorang dalam menuju kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi, marilah kita sadarkan diri kita masing – masing untuk membangun Indonesia yang kita cintai menjadi negara yang bermartabat dan memiliki moral yang baik di hadapan negara lain. Serta sudah saatnya kita sebagai rakyat Indonesia sadar untuk mematuhi semua peraturan – peraturan yang diberlakukan di mana saja. Karena majunya sebuah bangsa dan negara tergantung oleh rakyatnya masing – masing.
Terima Kasih.

Sebenarnya saya juga kurang begitu mengetahui dan memahami tentang ketahanan nasional dalam menghadapi era globalisasi ini sehingga sedikit sulit untuk memberikan saran. Namun, saya mencoba untuk memberikan sebuah saran,  mungkin saran ini tidak terlalu panjang lebar tapi mungkin saran ini bisa sedikit membantu masyarakat Indonesia agar lebih bersiap lagi dalam menghadapi era globalisasi ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar