Organisasi Niaga, Sosial, Regional, Internasional
Organisasi Niaga
Adalah Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macamnya yaitu :
1. Perseroan
Terbatas (PT)
2. Perseroan
Komanditer (CV)
3. Firma (FA)
4. Koperasi
5. Join ventura
6. Trus
7. Kontel
8. Holding Company
Organisasi Sosial
Adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
1. Jalur Keagamaan
2. Jalur Profesi
3. Jalur Kepemudaan
4. Jalur Kemahasiswaan
5. Jalur Kepartaian
& Kekaryaan
Bentuk Organisasi
Bentuk-bentuk organisasi :
1. Bentuk
Organisasi Staff
2. Bentuk
Organisasi Lini
3. Bentuk
Organisasi Fungsional
4. Bentuk
Organisasi Fungsional & Lini
5. Bentuk Organisasi
Fungsional & Staff
6. Bentuk
Organisasi Lini &Staff
Struktur / bagan organisasi memperlihatkan satuan-satuan
organisasi, hubungan-hubungan & saluran wewenang & tanggung jawab yang
ada dalam organisasi, digunakan untuk mengatur kelancaran organisasi
Pengertian bentuk organisasi sering disamakan dengan tipe
organisasi, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya organisasi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid dan organisasi dengan
tipe kerucut. Bentuk organisasi memandang organisasi dari segi tata hubungan ,
wewenang (authority) , dan tanggung jawab (Responsbility), yang ada dalam suatu
organisasi
Organisasi Regional dan Internasional
Organisasi regional adalah organisasi yang ruang lingupnya
lebih luas, namun hanya wilayah – wilayah Negara tertentu saja yang terlibat
didalam oganisasi ini. Berbeda dengan Organisasi Internasional, organisasi ini
memiliki ruang linkup lebih besar daripada Organisasi Regional, Organisasi
Internasional wilayah yag terlibat didalamnya mencakup seluruh Negara di dunia.
Contoh organisasi regional adalah ASEAN, karena pada
organisasi ini hanya untuk negara – negara yang berada di Asia Tenggara saja.
Sedangkan organisasi Internasional adalah PBB, karena organisasi ini bersifat
terbuka untuk seluruh negara – negara di dunia.
http://chrissimarmata.blogspot.com/2011/11/macam-macam-organisasi-dari-segi-tujuan.html
Organisasi Niaga dan Sosial menurut wilayah Regional dan
Internasional
·
Organisasi Niaga menurut wilayah Regional dan Internasional yaitu
organisasi yang tujuannya mencari keuntungan, berdasarkan wilayah Regional
organisasi tersebut hanya meliputi beberapa negara tertentu saja. Sedangkan
berdasarkan wilayah Internasional, organisasi yang anggota-anggotanya meliputi
negara didunia.
·
Organisasi Sosial menurut wilayah Regional dan Internasional yaitu
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. berdasarkan wilayah Regional
organisasi tersebut hanya meliputi beberapa negara tertentu saja, sebagai
contoh : ASEAN (Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA)). Sedangkan berdasarkan wilayah
Internasional, organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara didunia,
sebagai contoh : UN (United Nations = Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)).
http://andreaniayupuspaningtyas.blogspot.com/2012/10/macam-macam-organisasi-dari-segi-tujuan.html
Hal-hal penting dalam membentuk Organisasi
Sebelum mulai mendirikan sebuah organisasi, ada baiknya Anda
harus mengetahui hal-hal apa saya yang penting dalam mengelola sebuah
organisasi. Hal ini diperlukan agar dalam menjalankan roda organisasi kita
dapat menyelesaikan kendala-kendala yang akan muncul. Simak 12 prinsip-prinsip
dalam ber-Organisasi di bawah ini:
1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin
dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas
sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2. Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas
dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas
dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas
jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau
bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang
kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu
kepada atasannya lagi.
5. Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung
jawab sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan
berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal
maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan
keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas,
akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta
menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7. Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus
dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang
kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8. Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara
fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja,
serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan
tanggung jawabnya kepada orang lain.
10. Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan
tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai
dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan
diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang
aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa
terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang
ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11. Prinsip Fleksibilitas.
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan
juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga
organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12. Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya
kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya
karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi
tersebut.
http://prismamika.blogspot.com/2012/04/158-12-prinsip-membangun-organisasi.html
Kendala (Span of Control) dengan Batasan-Batasan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai negara
maritim telah mendapatkan pengukuhan statusnya dengan Hukum Laut Internasional
1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS 1982). Dengan
demikian NKRI telah mendapat jaminan atas hak-haknya sebagai negara maritim,
namun juga dituntut untuk melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya di laut
terhadap dunia (pelayaran) Internasional. Berkah yang diberikan UNCLOS 1982 ini
sepatutnya kita syukuri, karena Indonesia-lah negara yang paling diuntungkan,
mengingat NKRI adalah negara maritim yang memiliki wilayah perairan terluas,
lebih luas dari wilayah daratan (3x luas daratan : luas daratan 2.027 km2, luas
perairan 6.184.280 km2).
Penetapan batas wilayah negara di darat lebih sulit, karena
menyangkut banyak faktor kendala yaitu:
Sumberdaya alam
(SDA). *
* Kesamaan etnik penduduk, beserta tradisi masyarakat di
bidang ekonomi, sosial, budaya dan agama/ kepercayaan.
*Kondisi geografis/geomorfologis zona perbatasan.
*Perbedaan pandangan dari dua negara yang berbatasan.
Faktor-faktor Penyebab Lemahnya Kondisi Perbatasan Negara:
a. Wilayah perbatasan jauh dari pusat pemerintahan,
menyebabkan rentang kendali (span of control) dan pengawasan pemerintah
terhadap wilayah perbatasan sangat lemah.
b. Masih ada beberapa segmen batas (darat dan laut) yang
bermasalah (belum ada kesepakatan kedua belah pihak). Sementara itu garis batas
yang sudah ditegaskan diukur dan diberi patok batas juga belum ditetapkan
secara hukum.
c. Keterbatasan kemampuan dan kekuatan aparatur keamanan
perbatasan menyebabkan lemahnya pencegahan, penangkalan dan pemberantasan
aktivitas pelanggaran batas dan kejahatan yang terjadi di daerah perbatasan.
d. Medan yang berat dan jauhnya kawasan perbatasan dari
pusat-pusat pemerintahan serta permukiman penduduk, memberikan peluang yang
besar terjadinya border crimes seperti : illegal logging/mining/fishing, human
trafficking, penyelundupan senjata/narkoba/miras/sembako, illegal immigration,
perompakan (piracy) dan lain-lain.
e. Rendahnya kesadaran geografi maritim, sehingga masyarakat
kita tidak memiliki kebanggaan atas wilayah perairan yang luas dan kaya
sumberdaya. Hal ini terbukti dengan hanya sedikitnya penduduk Indonesia yang
berkiprah/bermata pencaharian di laut.
f. Lemahnya hukum dan peraturan perundang-undangan
perbatasan. Hal ini tidak lepas dari belum absahnya (legal) garis batas negara
karena peraturan perundangundangan tersebut, salah satu rujukan utamanya adalah
garis batas negara yang sudah tetap/absah belum ada.
g. Kevakuman aktivitas di kawasan perbatasan. Penduduk
perbatasan yang sangat jarang menyebabkan rendahnya aktivitas penduduk bahkan
pada kawasan pedalaman perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut yang
letaknya sangat jauh dari pulau-pulau berpenduduk sama sekali tidak ada
aktivitas.
Kondisi Perbatasan
1. Kondisi Geografi (wilayah, SDA, SDB, Sarpras). Kondisi
zona perbatasan darat NKRI pada umumnya relatif lemah. Wilayah yang terdiri
dari medan dengan topografi kasar, terbukit/bergunung yang dicabik-cabik oleh
lembah aliran sungai. SDA-nya secara homogen didominasi oleh hutan alam (primer
dan sekunder) dengan kondisi lahan yang miskin. SDB nya sangat terbatas, berupa
jaringan jalan sederhana dan jalan setapak. Jalan diperkeras/aspal sangat
terbatas pada akses ke Poslintas Batas. Medan yang berat sangat menyulitkan
pembuatan jalan raya. Sarprasnya berupa permukiman dengan prasarana yang sangat
sederhana. Pilar-pilar batas sebagai sarana penegakan hukum dan kedaulatan
wilayah negara (berupa pilar tipe A s/d tipe D), jumlahnya masih sangat sedikit
sehingga dari satu pilar ke pilar yang lain jaraknya rata-rata > 100 m (data
Ditwilhan Dephan,2003)
2. Kondisi Demografi (SDM). Kepadatan penduduk zona wilayah perbatasan
sangatrendah. Penduduk umumnya mengelompok disepanjang aliran sungai, dataran
rendahdan di kanan-kiri jalan akses ke batas negara. Tingkat pendidikan mereka
sangat rendah (rata-rata hanya tamat SD, bahkan banyak yang buta huruf) dengan
tingkat kesejahteraan yang rendah. Agama yang dianut : Islam, Kristen (Katholik
dan Protestan) dan sebagian di pedalaman masih menganut Animisme. Mata
pencaharian penduduk sebagian besar berladang/bertani, mengambil hasil hutan,
mencari ikan, berdagang dan buruh tani/perkebunan.
3. Kondisi Sosial (Ipoleksosbud, tata nilai & Iptek).
Terdiri dari masyarakat yang sederhana yang menganut pola hubungan sosial yang
diikat oleh tata nilai budaya tradisional. Hanya sebagian kecil masyarakat
perbatasan yang ”melek” iptek dan budaya luar yaitu mereka yang relatif lebih
sejahtera dan memiliki sarana komunikasi seperti radio, TV dan HP serta sepeda
motor. Mereka itulah yang memiliki mobilitas tinggi, kelompok ini umumnya
berdomisili di sekitar jalan akses ke kota atau ke perbatasan. Kondisi
masyarakat yang miskin dan adanya keterikatan kekerabatan/kesamaan etnik dengan
penduduk negara tetangga, sering dimanfaatkan oleh cukong pelaku illegal
logging dari negara tetangga (Malaysia) menjadi tenaga buruh kasar penebang
kayu.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/masalah-tentang-perbatasan-negara/
Kebaikan dan Keburukan Bentuk-Bentuk Organisasi
1.Piramida mendatar (flat).
ciri-ciri : a.Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga
tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit .
b.Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup
banyak .
c.Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena
jumlah pimpinan relatif kecil.
2.Piramida terbalik.
Organisasi piramida terbalik salah satu unit dari tipe
piramida terbalik ialah jumlah
jabatan pimpinan lebih besar daripada
jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi -organisasi yang
pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/lembaga – lembaga
penelitian, lembaga – lembaga pendidikan.
3.Tipe Kerucut.
ciri-ciri : a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga
tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan
sampai kepada pejabat/pimpinan yang
bawah/rendah.
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat
bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Kebaikan dan keburukan organisasi garis dan staff.
Struktur Organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa
melapor kepada siapa. Struktur suatu Organisasi menggambarkan bagaimana
organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar
orang dan antar kelompok.
Karena struktur Organisasi merupakan suatu keputusan yang
diambil oleh organisasi itu sendiri berdasakan situasi, kondisi dan kebutuhan
organisasi. Struktur suatu Organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab
struktur organisasi itu adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa
mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Bentuk-bentuk organisasi diantaranya yaitu :
1.Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana,
diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu
organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi. Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari
kekuasaan dan tanggung-jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan, dari yang
teratas sampai yang terbawah. Setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan dan
masing-masing bawahan meberikan pertanggung-jawabannya kepada atasannya. Dalam
hal ini seseorang hanya bertanggung-jawab pada satu atasan. Oleh karena itu
pada jenis organisasi ini, atasan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang
luas, karena is tidak memiliki staff (pembantu ahli). Jenis ini sesuai untuk
perusahaan kecil. Organiasai garis ini mempunyai kebaikan dan kelemahan.
Adapun kebaikan dari organisasi garis yaitu :
-Kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
-Pengambilan keputusan lebih cepat.
-Solidaritas karyawan tinggi
-Biayanya rendah.
Keburukan Organiasasi garis yaitu : :
-Tidak bergantung pada satu pimpinan , Shingga , jika ia
tidak mampu akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi tersebut.
-Adanya kecenderungan pimpinan untuk bertindak otokratis.
-Perkembangan kesempatan karyawan terbatas.
2.Organisasi Garis dan Staf.
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan
mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya
banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu tugasnya memberi
nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
Organisasi ini banyak digunakan oleh perusahaan besar yang daerah
operasionalnya luas serta memilki bidang tugas yang kompleks. Di sini kesatuan
perintah juga dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya
menerima perintah dari seorang atasan. Kepada atasan tersebut bawahan harus
bertanggung-jawab atas pelaksanaan pekerjaannya. Dalam hal ini terdapat satu
atau beberapa staf. Dalam struktur organisasi garis dan staff juga dijumpai
adanya kebaikan dan keburukan.
Kebaikan organisasi garis dan staff yaitu :
-Relevan untuk perusahaan besar.
-Keputusan lebih rasional karena adanya staff ahli.
-Dapat mewujudkan “ The right man , in the right place “.
Keburukan organisasi garis dan staff adalah :
-Organisainya rumit karena kompleksnya susunan organisasi
serta membutuhkan biaya tinggi.
-Koordinasi kadang-kadang sukar diterapkan.
-Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlahnya yang
banyak sehingga memungkinkan mereka untuk tidak lagi saling mengenal.
http://pecintafivers.wordpress.com/2010/12/09/bentuk-bentuk-organisasi-dengan-kebaikan-serta-keburukannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar